11 March 2009

yang hidup untuk yang hidup

“tidakkah manusia itu melihat dan Mengetahui, Bahawa Kami telah menciptakan Dia dari (setitis) air benih? Dalam pada itu (setelah Kami sempurnakan kejadiannya dan tenaga kekuatannya) maka Dengan tidak semena-mena menjadilah ia seorang pembantah Yang terang jelas bantahannya (mengenai kekuasaan Kami menghidupkan semula orang-orang Yang mati). serta ia mengemukakan satu misal Perbandingan kepada Kami (tentang kekuasaan itu), dan ia pula lupakan keadaan Kami menciptakannya sambil ia bertanya: "Siapakah Yang dapat menghidupkan tulang-tulang Yang telah hancur seperti debu?" katakanlah: "Tulang-tulang Yang hancur itu akan dihidupkan oleh Tuhan Yang telah menciptakannya pada awal mula wujudnya; dan ia Maha mengetahui akan Segala keadaan makhluk-makhluk (yang diciptakanNya); "Tuhan Yang telah menjadikan api (boleh didapati) dari pohon-pohon Yang hijau basah untuk kegunaan kamu, maka kamu pun selalu menyalakan api dari pohon-pohon itu". tidakkah diakui dan tidakkah dipercayai Bahawa Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi (yang demikian besarnya) - berkuasa menciptakan semula manusia sebagaimana ia menciptakan mereka dahulu? Ya! diakui dan dipercayai berkuasa! dan Dia lah Pencipta Yang tidak ada bandinganNya, lagi Yang Maha mengetahui. Sesungguhnya keadaan kekuasaannya apabila ia menghendaki adanya sesuatu, hanyalah ia berfirman kepada (hakikat) benda itu: " Jadilah engkau! ". maka ia terus menjadi. oleh itu akuilah kesucian Allah (dengan mengucap: Subhaanallah!) - Tuhan Yang memiliki dan Menguasai tiap-tiap sesuatu, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.” (Yasin: 77-83)


meminjam ungkapan Muhammad Al Ghazali, "Risalah yang kekal ialah risalah yang dihubungkan dengan hati sanubari manusia oleh ikatan-ikatan yang kukuh ini. Sesungguhnya Al Quran merupakan suatu utusan yang hidup, yang kamu bertanya kepadanya, lalu ia menjawab persoalanmu, kamu mendengarnya dengan teliti, lalu ia meyakinkan kamu."


jiwa yang hidup, memerlukan jiwa yang hidup untuk menghargainya. jika yang membacanya jiwa yang mati, maka kakulah hubungan, lunturlah keindahan, kelamlah mukjizat. dia sudah menjawab, bila pula kita bertanya? kadang-kadang terfikir, adakah aku membaca alquran, atau sekadar melafaz kembali tulisannya?




No comments:

Post a Comment